Senin, Mei 30, 2011

contoh kti

Contoh KAryA Tulis Ilmiah

ANALISIS PENOKOHAN DALAM NOVEL
“JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2”
DISUSUN OLEH :
MOCH. JUNAIDI HERMANSYAH
NIS. 9904
PEMERINTAHAN DAERAH KAB.MOJOKERTO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI I SOOKO
2008
MOTTO
“DIFFERENT ISN’T ALWAYS BETTER,BUT THE BEST IS ALWAYS DIFFERENT”
“PERBEDAAN TIDAKLAH SELALU LEBIH BAIK,AKAN TETAPI YANG TERBAIK SELALU BERBEDA”

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis berjudul, “ANALISIS PENOKOHAN DALAM NOVEL JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” ini telah disahkan pada:

Hari : Selasa
Tanggal : 15 April 2008
Karya tulis oleh : MOCH.JUNAIDI HERMANSAYAH
NIS : 9904

Sebagai pemenuhan tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA NEGERI I SOOKO, oleh guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia :

SUBANDI, S.Pd
NIP.132203.265

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :
1.Bapak Ibu guru SMA NEGERI I SOOKO MOJOKERTO
2.Orang tua saya tercinta
3.Teman-teman saya di kelas XII IA 4
4.Serta para pembaca novel-novel Indonesia

ABSTRAK

NAMA : MOCH.JUNAIDI HERMANSYAH
NIS : 9904
PROGAM STUDI : IPA
JUDUL KARYA TULIS :ANALISIS PENOKOHAN DALAM NOVEL “JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2”
TAHUN AJARAN : 2007/2008

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Novel selalu dilengkapi dengan unsure intrinsik, salah satunya adalah penokohan. Akan tetapi, dalam menampilkan tokohnya pengarang sering menampilkan secara implisit sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud dalam sebuah novel. Untuk itulah kami menyusun karya tulis ini dengan memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang penokohan dalam karya sastra bentuk novel yang berjudulkan “JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2”.
Dalam pengukapannya penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian non hipotosis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari analisis novel.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam penokohan dalam novel tersebut. Akan tetapi inti dari semuanya adalah penokohan ada dua macam karakter(tokoh utama dan sampingan) yang mempunyai peranan yang berbeda, sehingga dapat menghidupakan alur dari novel itu sendiri.
Berdasarkan dari hasil analsis ini, disarankan agar dilakukan analisii lebih lanjut dengan menggunakan novel yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk lebih mendalami unsur intrinstik penokohan dari berbagai novel yang berbeda.


viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “ANALISIS PENOKOHAN DALAM NOVEL JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2”.
Karya ilmiah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karya tulis ini menganalisis tentang unsur intrinsik yaitu penokohan dalam karya sastra prosa fiksi berbentuk novel JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2. Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tuli ini, khususnya kepada:
1.Bapak Subandi,S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
2.Seluruh warga kelas XII IA 4 SMA Negeri I Sooko Mojokerto
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Mojokerto, 14 April 2008



Penulis


x
DAFTAR ISI

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………………v
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………………...vii
ABSTRAK……………………………………………………………………………...viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….xi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………….01
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………….02
1.3 TUJUAN……………………………………………………………..02
1.4 MANFAAT…………………………………………………………..02
1.5 METODE PENELITIAN……………………………………………02
BAB II : KAJIAN TEORI
1.1PENGERTIAN NOVEL…………………………………………….03
1.2 PENGERTIAN PENOKOHAN…………………………………….03
BAB III : PEMBAHASAN
1.1SINOPSIS……………………………………………………………05
1.2 PENOKOHAN……………………………………………………....07
1.3 ANALSIS PENOKOHAN…………………………………………..08
BAB IV : PENUTUP
4.1 KESIMPULAN……………………………………………………....11
4.2 SARAN………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12
RIWAYAT HIDUP PENULIS………………………………………………………….13




xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa ( Sumarno dan Saini, 1991 : 3). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya sastra sangat bermanfaat bagi manusia dan pembacanya.
Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu meniggalkan kesan yang
mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu, dan mendapatkan kepuasan oleh karenanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu karya bisa dijadikan media dakwah.
Menurut Aristoteles karya sastra dapat digolongkan dalam beberapa kriteria. Ada tiga kriteria dipandang dari segi perwujudannya, diantara ketiga kriteria tersebut adalah teks naratik ( epik ) yaitu novel, roman dan cerpen.
Dalam sebuah novel yang merupakan salah satu bentuk karya sastra, terdapat unsur intrinstik dan ektrinstik yang selalu melingkupi jalan ceritanya. Dan unsur intrinstik yang paling menonjol adalah penokohan.
Penokohan menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah novel, yang menjadi dasar pengarang dalam mengembangkan karangannya. Akan tetapi, dalam menampilkan tokohnya pengarang sering menampilkan secara implisit sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud dalam sebuah novel. Untuk itulah kami menyusun karya tulis ini dengan memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang penokohan dalam karya sastra bentuk novel.


01

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penokohan yang ada dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’ ?
2. Bagaimana penggambaran tokoh yang terdapat dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’?

1.3 Tujuan
2.Mendeskripsikan penokohan yang ada dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’
3.Mendiskripsikan cara penulis dalam menggambarkan tokoh dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’

1.4 Manfaat
1. Sebagai wacana bagi pelajar
2. Sebagai wacana awal bagi penelitian yang selanjutnya
3. Sebagai literature untuk lebih memahami penokohan dalam sebuah novel

1.5 Metode Penelitian
Dlam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian non hipotosis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari analisis novel. Sedangkan sumber datanya berupa novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’





02




BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN NOVEL
Novel timbul sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian sehari-hari di masyarakat, meskipun kejadian yang tidak nyata, tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat dipahami dengan prinsip yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam novel itu lebih mentikberatkan kepada tokoh manusia ( peran ) di dalam karangannya dari pada terjadinya dan secara keseluruhan mengambil bentuk yang dikatakan dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaaan individu. Definisi novel dapat dimengerti dari beberapa definisi dan berbagai tokok, seperti:
2.Menurut Virginia Holf ( Lubis, 1960 : 30 )
Novel adalah suatu kronil penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia.
3.Menurut H.B.Jassin ( pada buku tifa penyair dan daerahnya )
Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka.

Novel menurut bahasa artinya kabar/pemberitahuan, namun menurut istilah adalah bentuk prosa yang ringkas isinya, lebih terbatas dari pada roman dan lebih panjang dari pada cerpen, sedangkan sifat-sifat dan perbuatan pelaku-pelaku dalam noveltidak diuraikan secara panjang lebar seprti roman.

2.2 PENGERTIAN PENOKOHAN
Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak peranannya di dalam suatu cerita di sebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya. Namun definisi penokohan juga disebutkan oleh beberapa tokoh. Yaitu:
1.Menurut Jones dalam Nurgiyantoro
Penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita ( 1998 : 165 ), atau penokohan karakter adalah begaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya ( Esten, 1994 ).
2. Menurut Stanton dalam Semi (1984:31)
Yang dimaksud dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi. Pertama: mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita; yang kedua adalah mengacu kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita.
4.Menurut Sumardjo dan Saini
Melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut:
1. Melalui perbuatanya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi
situasi kritis.
2. Melalui ucapan-ucapannya.
3. Melalui gambaran fisiknya
4. Melalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang ( 1991 : 65-66).
Sudjirman menyebutkan ada dua metode untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan metode dramatik. Metode analitik, biasa bisa juga disebut metode peran adalah pemaparan watak tokoh secara rinci baik ciri fisik maupun psikisnya. Sedang metode dramatik adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, ucapan, tingkah laku tokoh, lingkungan ataupun dari penampilan fisik saja.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan tokoh/pelaku melalui sfat-sifat dan tingkah laku dalam cerita.

04
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 SINOPSIS
“JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” merupakan sebuah novel setebal 184 halaman karya penulis ternama Indonesia Umar Kayam. Novel ini menceritakan kisah seorang pemuda pribumi Indonesia yang belajar menuntut ilmu di Negeri Paman Sam.
Eko pemuda cerdas anak pasangan Harimurti dengan Sulistyanigsih ini mendapatkan beasiswa dari AFS(American Field Service) untuk belajar di Amerika Serikat dan bahkan menamatkan Sekolah Menengah Atas di Sunnybrook College di kota Sunnybrook, Connecticut, AS. Setelah dua tahun sekolah dan menamtkan masa SMAnya di Sunnybrook College, Eko ingin kembali ke tanah air untuk berbhakti kepada Negara dan orangtuanya di Indonesia . Akan tetapi, karena terbentur masa lalu ayahnya yang dianggap tidak bersih dari G30S/PKI akhirnya Eko melanjutkan study nya di Sunnybrook College. Setelah mendapatkan ijazah Sunnybrook College dengan predikat summa cum laude, Eko langsung diterima di perusahaan penerbutan Asia Books, sebuah perusahaan penerbitan internasional di New York. Kehidupan Eko di New York tidak hanya sekedar untuk belajar dan bekerja tetapi ia juga menjalin hubungan dengan masyarakat New York layaknya di Indonesia. Pada akhir bulan September, musim gugur, dipinggir sungai kecil di batas kota, ia berkenalan dengan wanita cantik Amerika keturunan Yahudi bernama Claire Levin. Mereka semakin dari semakin intim layaknya orang berpacaran.
Harimurti dan Sulis orang tua Eko, yang merindukan kedatangan anak semata mayangnya itu. Tiba-tiba mereka mendapatkan surat dari New York yang berisikan eko meminta restu dari Bapak-Ibunya untuk meikah dengan gadis Amerika dari keturunan Yahudi. Mereka sempat terkejut dengan isi surat yang dikirim Eko, karena anak mereka akan menikah dengan gadis asing keturunan yahudi pula yang tentu saja berlainan agama dengan Eko. Akan teapi dengan bijaksana dan demi kenyamanan hidup Eko, Hari dan Suli membalas surat Eko dan Merestui hubungan mereka.
Maka pesta perkawinan Eko dan Claire pun terjadilah. Perkawinan sipil, bukan perkawinan agama. Claire menggunakan gaun putih yang sederhana namun cukup chic, sedang Eko, memenuhi pesan ibunya, memakai setelan hitam, tuxedo, berdasi kupu putih, dan berpeci hitam. Eko mengucapkan surat Al-Fatihah dan surat Ar-Rumm sebagai janji kepada orang tuanya dan dirinya sendiri. Sedang Alan Bernstein dipilih Eko sebagai walinya. Pernikahan itu hanya dihadiri hanya kurang lebih lima puluh undangan seperti yang diinginkan keluarga Levin. Setelah mengadakan pesta yang cukup melelahkan Claire dan Eko mendapatkan kado istimewa dari Alan Bernstein yang merupakan rekan kerja sekaligus orangtua angkat Eko di New York, Ia memberikan sebuah surat tugas sekaligus sebagai tiket bulan madu untuk Eko dan Claire ke Tokyo, Hongkong, Singapura, Kuala Lumpur, dan Jakarta. Mereka sangat senang dan berterima kasih kepada Alan dan tentu saja kepad Asia Books tempat Eko bekerja.
Mereka pun memulai perjalanan mereka ke Tokyo dilanjutkan ke Hongkong, singapura, Kuala Lumpur dan di lanjutkan ke Jakarta. Hari, Suli, serta Lantip dan Halimah, paman dan bibi Eko menjemput kedatangan mereka di bandara Soekarno-Hatta.
Setelah menunggu dua jam karena buruknya cuaca, akhirnya Eko beserta Claire akhirnya datang, mereka disambut dengan lambaian tangan orang tua dan paman bibi dari kejauhan. Di dalam benak Suli anaknya nampak beda, ia kelihatan nampak lebih tinggi, lebih putih dan nampak lebih kurus dan Claire kok nampak bule betul. Mereka pun saling berpelukan dan bersalaman seraya merayakan kedatangan Eko dan Claire.
Eko dan Claire di jamu oleh orang tua mereka layaknya tamu spesial datang dari jauh. Mereka dimanjakan dengan masakan asli Indonesia yang begitu beragam, musik gamelan yang begitu terlatih yang dimainkan oleh Lantip dan Harimurti. Tentu saja hal ini terasa asing oleh Claire, namun Eko selalu menjelaskan dan juga didukung oleh Suli dan Halimah yang memberitahu akan ke-khasan masakan Indonesia khususnya jawa dan padang. Mulai pecel, sup buntut, sambal terasi, sampai masakan padang yang terkenal pedas dan berlemak. Eko dan Claire juga melakukan bulan madu dengan mengunjungi pusat-pusat kota di Jakarta dan tidak lupa sowan ke kerabat oangtua mereka. Suatu hari mereka sowan ke rumah pakde Tommi dan bibi Jannet, sepupu dari Harimurti yang selalu berbeda pendapat dengan Hari akan pemugaran makam embah kakung-putri Eko. Tommi dan Jannet memang terkenal agak sombong dan suka pamer kekayaan, namun mereka orang yang baik.
Setelah kurang lebih satu bulan setengah tinggal di Jakarta dan karena masa tugasnya di Asia tenggara telah habis, Eko dan Claire pun memutuskan untuk kembali ke New York. Mereka di Lepas oleh Hari, Suli, Lantip dan Halimah di bandara dengan haru. Dalam perjalanannya di pesawat, eko berfikir bahwa ia telah kehilangan kejawaan, keIndonesiaan serta sadar bahwa telah menempuh jalan menikung dari kerabat besarnya. Namun hal itu tidak membuatnya sedih dan kecewa telah memiliki istri orang Amerika keturunan Yahudi.
3.2PENOKOHAN
Dari cuplikan sinopsis novel “JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” di atas, dapat diketahui bahwa unsur intrinsic yaitu penokohan begitu terlihat dengan berbagai macam karakteristiknya. Adapun tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah

1.TOKOH UTAMA
Eko Harimurti
2.TOKOH SAMPINGAN:
Claire Levin
Harimurti ( Ayah Eko )
Sulistianingsih ( Ibu Eko )
Lantip (paman Eko )
Halimah ( Bibi Eko )
Tommi ( Paman Eko )
Jannet ( Istri Tommi )
Sedangkan peranan tokoh yang digambarkan melalui sifatnya dalam novel “JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” ini adalah :
1.TOKOH PROTAGONIS:
Eko
Harimurti
Sulistianingsih
Lantip
Halimah
Claire
Jannet

2. TOKOH ANTAGONIS:
Tommi

3.3ANALISIS PENOKOHAN

I. PROTAGONIS
1. Eko
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Tidak lupa Eko mengirim surat ke Indonesia untuk mendapatkan restu dari
Orang tuanya karena akan menikahi Claire.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Berbakti kepada rakyat dan Negara! Ya. ini janjiku kepada orang tua saya, kepada seluruh keluarga besar saya.”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Eko mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2.Claire Levin
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Claire pun tidak dapat tidak selain mencobanya,lauk demi lauk yang ditawarkan Haru dan Suli.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Claire dan Eko akan selalu merindukan Bapak, Ibu, paman Lantip dan bibi halimah. Terima kasih Atas semuanya…..”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Claire mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

08

3.Harimurti
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Dan Harimurti dengan terampilanya memainkan pengantarnya , dan anak-anak mereka menikmati makananya dengan manja.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Saya Harimurti, bapaknya Eko. Jadi, bapakmu juga. Dan ini Etek halimah dan pakde Lantip. Kenalkan saja ya, Claire.”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Harimurti mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

4.Sulistianingsih
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Suli langsung merangkul anakya dan menciuminya seakan melunaskan nazar yang sudah lama dikandung.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Claire, kalau kamu sudah mengantuk dan mau segera tidur, tunggu dulu, ya? Biar mbok nem bereskan tempat tidur kalian dan pasang obat nyamuk.
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Sulistianingsih mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

5.Lantip
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Tak luput Lantip pun ikut menawarkan makanan khas jawa itu kepada Claire.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Kalau sudah hilang capek kalian, besok-besok kalian ganti main dan makan di rumah kami.”

09
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Lantip mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

6.Halimah
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Sambil menunggu Suli dan Halimah menyiapkan makanan.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Etek nanti masak masakan padang buat Claire. Maukan Claire?”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Halimah mempunyai peran yang protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

7.Jannet
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Jannet segera menyuruh pelayan untuk menyiapkan itu semua. Mereka segera minum setelah pelayan dating membawa minuman.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Ayo Claire, ambilah. Jangan malu-malu. Ini hadiah dari auntie, kok.”


II. ANTAGONIS
1. Tommi
a.Melalui penggambaran oleh tokoh lain:
Eko merah padam menahan geram setelah mendengar ucapan pamannya itu.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Eko sudah berapa tahun di Amerika, kok masih sawo mateng saja kulitmu? Tapi disana kulit begitu yang paling laku ya, Ko, Claire? Dan kau, Claire, putih seperti batu pualam, rambutmu hitam kecoklat-coklatan, hidungmu mancung meski tidak semancung Yahudi-yahudi kebanyakan. Wah, sempurna betul. Cuantik Ko Istimu.”

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Novel itu suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Dari hasil analisis di atas,dapat diketahui novel tersebut dibangun oleh berbagai macam penokohan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Secara umum penokohannya dibagi dua macam:
1.TOKOH UTAMA yang diperankan oleh Eko Harimurti, yaitu pemuda pribumi yang mencari ilmu di Amerika Serikat.
2.TOKOH SAMPINGAN yang seara garis besar diperankan oleh Lantip(Ayah Eko), Sulistianingsih(Ibu Eko), Lantip, Halimah, Claire(istri Eko), Jannet, dan Tommi.

Disini dapat terlihat bahwa dalam novel ini pengarang menampilkan penokohan secara eksplisit, yaitu dengan cara langsung (menggambarkan bentuk lahir) dan secara tidak langsung (menunjukkan bagaiman perilakunya).

4.2SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah
1.Diharapkan para pembaca novel ini dapat lebih mengenal dan mengetahui akan penokohan yang ada dalam novel ini.
2.Hendaknya mengambil hikmah dari isi novel ini sebagai salah satu acuan hidup para pemuda Indonesia untuk kehidupan masa depan kelak.
3.Hendaknya dapat meneladani sifat tokoh utam Eko dalam kehidupannya.

Dengan adanya pembahasan unsure penokohan dalam novel ini, saya berharap akan ada analisis lebih lanjut dengan menggunakan unsur-unsur yang lainnya.




DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin.1987.Pengantar Apresiasi Karya sastra.Bandung: Sinar Baru.

Semi ,M.Atar. 1998 .Anatomi Sastra. Padang: Angkasa raya.

Rampan, Korrie Layun. 2000.Angkatan 2000 dalam sastra Indonesia. Cetakan Pertama Jakarta: PT Gramedia Indonesia.

continue reading

Minggu, Mei 29, 2011

panduan KTI

BENTUK LAPORAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Bentuk laporan penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari:
A. Bagian Awal.
Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
B. Bagian Tengah.
Bagian tengah ini terdiri dari: 1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori atau Bab Tinjauan Pustaka
3. Metode Penelitian.
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
C. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Karya Tulis Ilmiah dapat dilihat sebagai berikut:
A. BAGIAN AWAL
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan karya tulis ilmiah yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada.
2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing atau guru pembina, Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan karya tulis dengan maksimal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan karya tulis (a.l. Kepala Sekolah, Guru, rekan dll ).
6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. BAGIAN TENGAH
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
B. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
CONTOH STANDAR TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di bab III.
4. Penulisan Daftar Pustaka
- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000.
Contoh penulisan daftar pustaka
Satu Pengarang
1. Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
2. Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.
Dua Pengarang
1. Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt
2. Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Tiga Pengarang
1. Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.
Lebih dari Tiga Pengarang
1. Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2. Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1. Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Tanpa Pengarang
1. Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2. Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1. Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2. Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Buku Jurnal atau Buletin
1. Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2. Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
5. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm
- Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (Font) : Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal
6. Hasil Penulisan Karya tulis ilmiah
- Dijilid berbentuk buku. Halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
- Dipresentasikan di hadapan para penguji, usahakan menggunakan Power Point.
- Usahakan diketik dengan menggunakan Program Software Pengolah Kata, misal : Ms Word dan dicetak dengan printer.
LAMPIRAN.
Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Penulisan Ilmiah, 2007, Jurusan Sistem Informasi, STMIK-Mikroskil.
• Notohadiprawiro, T., 2006, Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah, Latihan Dasar Pemeriksa Karantina Ikan. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian, Departemen Pertanian Yogyakarta. 2 Nopember – 15 Desember 1992.

continue reading

PANDUAN MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) DAN SKRIPSI DENGAN MUDAH DAN MENYENANGKAN


PANDUAN MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) DAN SKRIPSI DENGAN MUDAH DAN MENYENANGKAN


Penulisan karya tulis ilmiah merupakan tugas akhir seorang mahasiswa apabila ingin menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Sayangnya tidak semua mahasiswa paham, mengerti cara melakukan penelitian. Bahkan banyak mahasiswa yang memiliki nilai A pada mata kuliah metodologi penelitian, akan tetapi mengalami kesulitan pada saat dia harus menuangkan kedalam sebuah tulisan. Tulisan yang baik tentunya tidak hanya dimengerti oleh pembuatnya akan tetapi yang lebih penting dapat menyampaikan informasi kepada pembaca apapun tingkat pendidikan dan profesinya.
Mengapa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membuat sebuah rencana penelitian?
Jawabanya, penelitian bukan cuma sebuah mata kuliah yang harus dihapalkan, lebih dari itu yaitu perilaku atau tindakan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mengapa pengetahuan?
Pengetahuan diperlukan untuk membuat konsep atau rancangan yang abstrak atau tidak nyata, sedangkan yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan merealisasikan atau menuliskan konsep yang telah dipikirkan menjadi sebuah hurup, kata, kalimat, paragraf, bab, dan laporan.
Mengapa kedua-duanya harus ada?
Apakah tidak cukup nilai yang baik pada matakuliah prasyarat sebelumnya?
Jawabannya adalah pernahkah anda mengalami atau mendengar pembicaraan seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan menuliskan kata-kata padahal menurut dia idenya sudah ada di kepala? Pernahkan anda mengalami atau melihat seorang mahasiswa yang sudah duduk didepan komputer dengan posisi siap mengetik, akan tetapi detik demi detik bahkan jam mungkin juga hari ternyata tidak satu kalimat pun yang berhasil ditulis.
Mungkin juga anda pernah mendapatkan atau mengalami sendiri, ide yang ada dikepala ternyata berbeda dengan apa yang dituliskan dikertas. Sehingga bukan hanya orang lain yang membaca, anda sendiri merasa tidak mengerti apa isi dari tulisan anda dan lebih parah lagi anda merasa tidak pernah menuliskan kalimat demi kalimat yang sedang anda baca.
Sebenarnya langkah dalam membuat rencana penelitian atau prosposal penelitian tidak ada bedanya dengan aktivitas keseharian kita.
Loh kok bisa?
Maksudnya begini. Coba anda bayangkan langkah-langkah yang akan anda lakukan pada saat anda akan berganti pakaian setelah anda selesai mandi pagi. Sudah barang tentu yang harus anda bayangkan adalah urutannya atau pakaian mana yang harus terlebih dahulu dipakai. Sebelum langkah tersebut pasti anda sudah menentukan pakaian yang mana yang akan dipergunakan pada hari itu. Pemilihan pakaian pasti akan anda sesuaikan dengan mau kemana anda. Kembali pada langkah memakai baju, anda akan menggunakan pakaian dalam terlebih dahulu kemudian baru pakaian yang lebih luar. Apabila anda memakai pakaian luar di bagian dalam dan pakaian dalam diluar, analisis saya adalah: itu tidak dilakukan oleh orang normal kecuali anda memang superman.
Apa hubungan antara saya menjelaskan cara menggunakan pakaian dengan proposal penelitian?
Memang tidak ada hubungan langsung kecuali anda harus berpakaian pada saat membuat proposal kalau tidak mau masuk angin…he..he.
Begini, berpakaian yang ternyata memiliki langkah-langkah, akan tetapi karena sering berpakaian sehingga kita tidak sadar bahwa urutan itu ada. Pembuatan proposal penelitian pun sama, ada langkah-langkahnya. Dengan kata lain pembuatan proposal penelitian harus dilakukan dengan sistematis. Betul, salah satu ciri sebuah karya ilmiah adalah ada unsur sistematis.
Yah…dari dulu saya juga tahu bahwa ada langkahnya… itu mungkin pernyataan yang muncul dalam benak anda pada saat menbaca ini. Bagus, kalau anda menyadarinya. Dengan demikian anda pasti mengetahui apa yang harus ada kerjakan pertama kali sebelum melakukan pekerjaan lain.
Baiklah karena kita sama-sama telah mengetahui bahwa penelitian itu membutuhkan langkah-langkah yang sistematis, maka saya akan menjelaskan dengan bahasa sederhana setiap langkah yang anda harus lewati apabila anda akan membuat suatu proposal penelitian. Serius Nih….. tadi?
Langkah Pertama: Mencari Masalah Penelitian dan pertanyaan penelitian.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh calon peneliti pada saat akan merencanakan sebuah proposal penelitian adalah mencari masalah penelitian dan pertanyaan penelitian.
Pasti muncul pertanyaan pada benak anda, “bukankah judul itu lebih penting?”
Kembali ke cara anda berpakaian. Bukankah langkah pertama pada saat anda berpakaian karena anda tidak berpakaian, pakaian anda kotor atau mungkin pakaian yang ada pakai tidak sesuai dengan acara yang akan diikuti. Anggaplah masalah utamanya adalah anda tidak berpakaian.
Dari mana anda menyatakan masalahnya adalah tidak berpakaian?
Secara konsep, masalah adalah penyimpangan antara harapan dan kenyataan.
Harapannya anda harus berpakaian apabila tidak mau menderita masuk angin, sementara pada saat itu anda tidak berpakaian sehingga kemungkinan besar anda akan masuk angin kalau tidak memakai pakaian. Dengan demikian masalah timbul yaitu anda tidak berpakaian.
Lalu hubungannya dengan pertanyaan penelitian?
Setelah anda menyadari anda tidak berpakaian, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.Bagaimana kalau saya tidak berpakaian?
2.Pakaian apa yang cocok dengan saya?
3.Apa yang harus saya pertimbangkan dalam memilih pakaian?
4.Apakah ada hubungan antara berpakaian dengan masuk angin?
5.Bagaimana persepsi masyarakat jika saya tidak berpakaian?
6.Dan sebagainya.
Ternyata dari satu masalah kita mendapatkan lebih dari satu pertanyaan. Begitu pula pada saat anda mendapatkan masalah penelitian maka anda akan mendapatkan banyak sekali pertanyaan penelitian.
Satu pertanyaan penelitian minimal bisa anda jadikan satu judul penelitian.
Dengan demikian langkah pertama anda adalah mencari masalah penelitian.
Kemudian muncul kembali pertanyaan anda, darimana saya mendapatkan masalah penelitian?
Pada saat menemukan masalah karena tidak berpakaian maka sebenarnya anda mendapatkan itu pengetahuan sebelumnya dari:
1. Pengalaman sendiri, mungkin anda pernah masuk angin akibat tidak berpakaian.
2. Orang lain, orang lain menyatakan bahwa kalau tidak berpakaian maka anda akan masuk angin.
3. Buku, apabila anda membaca buku cara berpakaian sesuai dengan acara resmi maka anda akan memilih pakaian sesuai dengan acara tersebut.
4. Penelitian, mungkin juga anda membaca hasil penelitian orang lain bahwa ada hubungan antara tidak berpakaian dengan masuk angin.
Kaitannya dengan cara mendapatkan masalah?
Masalah penelitian anda akan dapatkan dari:
1. Pengalaman sendiri, misalnya anda sebagai petugas kesehatan tentuanya anda akan mendapatkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau teori dengan kenyataan dan itulah masalah.
2. Orang lain, anda bergaul dengan orang lain tentunya orang yang ahli dibidangnya. Orang tersebut menyatakan ada masalah, dan anda mengambil masalah itu menjadi masalah penelitian anda.
3. Buku, tuntunan dari Allah SWT yang menyuruh kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat membaca adalah Ikro, Ikro, Ikro….Baca, Baca, Baca… Bacalah dengan nama Tuhanmu. Dengan membaca anda akan mendapatkan permasalahan, jadi Bacalah…
4. Penelitian, anda dapat membaca hasil penelitian orang lain dan disana anda mendapatkan masalah yang direkomendasikan oleh peneliti. Bisa juga anda melakukan penelitian kecil (small research) terkait sebuah topik yang anda senangi dan dari sana anda akan mendapatkan masalah.
Mudahkan? He he …
Alhamdulilah…
Setelah langkah pertama selesai maka anda akan menuju langkah selanjutnya yaitu menuliskan isi fikiran / masalah yang anda temukan dalam sebuah proposal penelitian:
Untuk menyamakan presepsi juga struktur ini dari proposal penelitian bagi mahasiswa STIKES BINA GENERASI, maka komponen pada pembuatan proposal penelitian merujuk pada buku panduan penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah dan skripsi yang dikeluarkan oleh institusi STIKes Biges pada halaman 7-8. Dimana secara garis besar memuat beberapa hal pokok yang akan saja jelaskan.
Latar belakang merupakan pembenaran (justifikasi) terhadap pemilihan masalah penelitian. Dalam latar belakang calon peneliti memaparkan:
1. mengapa penelitian tersebut harus dilakukan?
2. bagaimana kalau tidak dilakukan penelitian?
3. bagaimana kalau dilakukan penelitian?
Pada saat menjelaskan mengapa penelitian dilakukan, calon peneliti harus menjelaskan fenomena/masalah yang ada dilapangan sehingga menyebabkan perlunya untuk dilakukan penelitian. Dalam menjelaskan masalah, calon peneliti harus membandingkan antara harapan atau teori dengan kenyataan yang ada sehingga timbul kesenjangan (masalah). Fenomena yang ada dapat diperoleh dari:
1. hasil penelitian pendahuluan (small research)
2. hasil penelitian orang lain
3. instansi lain yang sesuai
4. pengalaman calon peneliti
Data atau fenomena tersebut disusun dengan menggunakan metode deduktif atau induktif (dari umum ke khusus atau dari khusus ke umum). Contoh menggunakan metode deduktif. Dalam kesempatan ini calon peneliti ingin menjelaskan data yang berasal dari organisasi kesehatan dunia, dinas kesehatan kabupaten, dinas kesehatan provinsi, departemen kesehatan, rumah sakit kabupaten atau kota, dan unit tertentu di rumah sakit kabupaten atau kota/puskesmas/masyarakat. Maka pada saat menuliskan calon meneliti mengurutkan data atau fenomena dari:
1. World Health Organization (WHO) (Dunia)
2. Depatemen Kesehatan (Indonesia)
3. Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
4. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (Kabupaten atau Kota)
5. Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
6. Unit Tertentu dari Rumah Sakit/Puskesmas/Masyarakat
Selanjutnya setelah menampilkan fenomena tersebut calon peneliti mengungkapkan masalah atau kesenjangan yang ada, dengan cara membandingkan antara harapan dan kenyataan. Hasil perbandingan tersebut menunjukan adanya kesenjangan yang harus dicari jalan pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah perlunya penelitian dilakukan untuk menjawab masalah tersebut. Setelah itu peneliti juga memberikan alasan apabila penelitian tidak dilakukan dan apabila penelitian dilakukan.
Contoh: Judul Penelitian “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali”
Selanjutnya adalah menuliskan Rumusan Masalah penelitian
Masalah penelitian merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Masalah penelitian ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh:
Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali?
Selanjutnya adalah menyampaikan tujuan penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini dengan kata lain tujuan akhir dari penelitian ini.
Contoh:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keataatan memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui variabel independen dan dependen. Apabila ada sub variabel dari independen maupun dependen maka dibuat juga dalam tujuan khusus.
Contoh:
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali
b. Mengidentifikasi ketaatan ibu hamil yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali berdasarkan tingkat pendidikan
d. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali berdasarkan usia
e. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali berdasarkan paritas
f. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil dan memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Polewali berdasarkan tingkat sosial ekonomi
Tahap Selanjutnya adalah Manfaat Penelitian:
Dalam menjelaskan manfaat penelitian calon peneliti harus menjelaskan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan terhadap calon peneliti, profesi calon peneliti, tempat penelitian, instansi calon peneliti kalau mungkin manfaat untuk penelitian selanjutnya. Penjelasan tentang manfaat penelitian harus ditulis secara spesifik, artinya manfaat tersebut adalah manfaat dari penelitian yang akan dilakukan bukan dari yang lain.
Contoh:
1. Manfaat untuk peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali
2. Manfaat untuk profesi keperawatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah memperkaya keilmuan dalam keperawatan terutama keperawatan maternitas tentang hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali.
3. Manfaat untuk tempat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Rumah Sakit Umum Polewali terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali.
4. Manfaat untuk Stikes Bina Generasi Polewali Mandar
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam bidang keperawatan maternitas terutama dalam hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali.
5. Manfaat untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan ketaatan dalam memeriksakan diri selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Polewali.
Selanjutnya Metode Penelitian:
Berikut ini contoh dari metode penelitian, akan tetapi setiap penelitian mempunyai metode-metode yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin di capainya. Metode penelitian adalah cara penelitian itu dilakukan. Biasanya Metode penelitian terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
2. Tempat Penelitian
3. Waktu Penelitian
4. Populasi, sampel dan sampling
5. Instrumen penelitian
6. Rencana analisa
7. Etika Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat menunjukan sebuah cara memandang sebuah penelitian berdasarkan cara pandang tertentu. Misalnya: Jenis penelitian berdasarkan jenis data yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian dilihat dari cara pendekatan yaitu cross sectional (potong lintang) dan longitudinal. Jenis penelitian dilihat dari hubungan antar variabel yaitu deskriftif, korelasional, komparasi.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian menunjukan dimana penelitian akan dilakukan. Disini calon peneliti harus secara lengkap menjelaskan tentang rencana penelitian akan dilakukan. Apabila tempat penelitian dilakukan di lebih dari satu tempat maka calon peneliti harus menjelaskan dimana saja penelitian tersebut.
Waktu Penelitian
Dalam menjelaskan waktu penelitian, calon peneliti harus menjelaskan dari mulai perencanaan sampai dengan publikasi. Kebanyakan calon peneliti mengambarkan waktu penelitian dalam bentuk tabel rencana penelitian.
Populasi,
Dalam menjelaskan populasi, calon peneliti harus menjelaskan berapa besar populasi yang menjadi target dalam penelitian tersebut. Target populasi adalah populasi yang akan digunakan untuk melakukan generalisasi dari sebuah penelitian.
Sampling
Dalam menjelaskan sampling calon peneliti dengan cara apa mengambil sampel. Dalam menentukan jenis sampling seorang peneliti harus mempertimbangkan populasi target, metode penelitian, dan jenis pendekatan.
Sampel
Dengan menggunakan tehnik sampling yang baik calon peneliti dapat menentukan ukuran sample dari sebuah penelitian. Sample merupakan subjek penelitian yang terlibat langsung dalam penelitian. Hasil dari sample tersebut pada akhir penelitian akan digeneralisasi pada populasi target.
Instrumen Penelitian
Validitas
Reliabilitas
Jenis Data
Data Primer dan Data Sekunder
Rencana Analisis Data
Univariat
Tujuan dari analisis univariat (deskriftif) adalah menjelaskan / mendeskripsikan karakteistik masing-masing variabel yang diteliti. Pada dasarnya analisis ini digunakan untuk meringkas data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Ringkasan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan gambaran dari subjek yang lain. Dalam meringkas data numerik ukuran tengah yang biasa dipergunakan adalah mean, median, dan modus. Sedangkan nilai tengah diantaranya range, jarak inter quartil, standar deviasi.
Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menghuji hubungan atau pengaruh dari dua buah variabel. Jenis uji bivariat disesuaikan dengan jenis data dari masing-masing variabel.
Etika Penelitian
Dalam menjelaskan etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan masalah etik yang mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh calon peneliti secara jelas termasuk cara mengatasi masalah etik tersebut.
Beberapa masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah: hak untuk self determination; hak terhadap privacy dan martabat; hak terhadap anonymity dan confidentiality; hak untuk mendapatkan penanganan yang adil; dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian. Hak self determination memberikan otonomi kepada subjek penelitian untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik diri dari penelitian ini. Sedangkan hak terhadap privacy dan dignity memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk menentukan waktu, dan situasi dimana dia terlibat. Dengan hak ini pula informasi yang didapatkan di subjek penelitian tidak boleh dikemukakan kepada umum tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Sementara itu hak anonymity dan confidentiality didasari atas hak kerahasiaan, subjek penelitian memiliki hak untuk tidak ditulis namanya atau anonim dan memiliki hak untuk berasumsi bahwa data yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaanya.
Alhamdulillah….
Semoga catatan kecil ini bisa sedikit membantu anda…..

continue reading

guru kencing berdiri

Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari

Judul di atas hanyalah sebuah pepatah atau peribahasa yang maknanya, bilamana guru melakukan kesalahan, murid pun akan melakukan kesalahan serupa bahkan lebih salah… CMIIW… Ini tentu saja tidak bermaksud untuk melakukan penghinaan terhadap guru. Jujur saja, banyak guru-guru yang saya teladani lahir batin antara lain, pak guru Sawali, pak guru Marsudiyanto, pak guru Wandi Sukoharjo, dan guru-guru lain…
Gambar berikut ini juga tidak dimaksudkan untuk melakukan penghinaan terhadap seseorang atau lembaga tertentu melainkan hanyalah gambar yang beredar di Facebook, di milis-milis, dan jejaring sosial lain.
Namun, saya juga melihat persamaan dari guru dan murid pada gambar itu. Ada pola yang sama dan menggurita… Entahlah… (nyengir) Jujur saja, saya malah tertarik pada lantai kayu-nya (parquet)…
Apa pendapat sedulur tentang gambar itu??? Bagus, lucu, menarik, nyindir, ataukah yang lain???

continue reading

motivasi diri

KATA-KATA BIJAK KEHIDUPAN | KATA BIJAK PARA TOKOH

Contoh yang baik adalah nasehat terbaik. ~ Fuller

Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti. ~ John Gardne

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. ~ Bung Karno

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. ~ Mary McCarthy

Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar. ~ La Roucefoucauld

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. ~ Benjamin Franklin

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~ Dale Carnegie

Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat. ~ George Downing

Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. ~ Sydney Harris

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. ~ William Feather

Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. ~ Martin Vanbee

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. ~ Ernest Newman

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ~ Aldus Huxley

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ Schopenhauer

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. ~ Evelyn Underhill

Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. ~ Johan Wolfgang Goethe

Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ~ Sir Francis Bacon

Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. ~ Jalinus At Thabib

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. ~ Marcus Aurelius

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. ~ Thomas Hardy

Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak. ~ Benjamin Franklin

Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih. ~ Lao Tse

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. ~ Joseph Addison

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. ~ William Wordsworth

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah. ~ Kahlil Gibran

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. ~ Alexander Pope

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. ~ Heather Pryor

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. ~ Thomas Alva Edison

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri. ~ Muhammad Ali

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. ~ Confusius

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. ~ Mahatma Gandhi

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa. ~ Bediuzzaman Said Nursi

Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan. ~ Bediuzzaman Said Nursi

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. ~ Bediuzzaman Said Nursi

Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya. ~ Johann Wolfgang von Goethe

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. ~ Johann Wolfgang von Goethe

Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran. ~ Johann Wolfgang von Goethe

Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang. ~ Einstein

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian. ~ Einstein

Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya – hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang. ~ Einstein

Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya : langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya. ~ Einstein

Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan rendah hati. ~ Einstein

Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri. ~ Einstein

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. ~ Einstein

**Dari berbagai sumber

continue reading