BAGAIMANA MEMBERIKAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK-ANAK ANDA?
Oleh:m. sobry Sutikno
Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya. Warisan alami yang dibawa setiap jiwa ke bumi; hampir semua sikap buruk yang diperlihatkan manusia apa adanya merupakan apa-apa yang didapatkan setelah mereka dilahirkan kebumi. Ini menunjukkan bahwa kebaikan itu bersifat alami sementara kejahatan tidak alami.
Berfikir luas tentang kehidupan yang berkaitan dengan anak bukan hal yang mudah. Namun kita harus ingat bahwa orang dewasa sering menyepelekan kapasitas pikiran seorang anak, yang sebetulnya seringkali lebih berkeinginan untuk mengerti dan lebih mampu memahami sesuatu daripada seorang dewasa. Meskipun Anda tidak bisa memulai pendidikan anak dengan subyek yang mendalam, anda dapat selalu menyimpan desain besar yang Anda lihat dan ingin Anda raih dihadapan Anda.
Ada kesalahan terbesar pendidkan modern, dengan segala metode melatih anak yang mutakhir, adalah telah kehilangan sesuatu yang paling penting, yaitu: pelajaran tentang sifat tidak mementingkan diri sendiri. Orang mungkin berfikir bahwa seseorang yang tidak mementingkan diri sendiri tidak akan mampu untuk menjaga kepentingan hidupnya sendiri; akan tetapi dalam kenyataan nampaknya tidak demikian. Orang yang mementingkan dirinya sendiri mengecewakan orang lain dan pada akhirnya merugikan dirinya sendiri. Manusia itu bebas, saling tergantung satu dengan yang lainnya, dan kebahagiaan setiap orang tergantung pada kebahagiaan semuanya. Pelajaran inilah yang harus dipelajari orang-orang sekarang sebagai pelajaran pertama sekaligus terakhir.
Manusia merupakan hasil seluruh ciptaan, sumber keindahan yang nyata. Tujuan penciptaan adalah keindahan. Oleh karena itu, jelas bahwa tujuan hidup adalah untuk berkembang ke arah keindahan. Alam, dalam semua aspeknya yang beraneka, berkembang menuju keindahan. Oleh karena itu, jelas bahwa tujuan hidup adalah untuk berkembang ke arah keindahan. Dalam mendidik anak, pertimbangan pertama haruslah bahwa benih keindahan ditebarkan dalam hati mereka. Saat tanaman itu tumbuh dia harus dirawat dengan sabar. Kesuburan tanaman itu menjadi kebanggaan orang yang menanamnya sehingga perkembangan anak merupakan tanggung jawab orang tuanya. Orang tua harus belajar untuk menjadi contoh bagi anak-anak mereka. Tidak ada teori yang dapat mendatangkan pengaruh jika tidak disertai praktik. Wajar jika orang tua berharap anak-anak mereka berbeda dan lebih baik dari mereka.
Pelajaran pertama yang dibutuhkan seorang anak adalah menyelaraskan pemikiran, perkataan, dan tindakannya. Segala hal dalam kehidupan ini, lahir-batin, luar-dalam saling bereaksi. Oleh karena itu, sedikit pengetahuan tentang nada dan irama penting di awal pendidikan anak. Anak harus diajari unsur-unsur musik mengenai pola titi nada yang akan menghubungkannya dengan teman-teman, dengan orang-orang yang belum ia kenal, dengan orang tuanya, ketika bermain atau berada di satu meja yang sama; dalam kondisi yang bervariasi ia harus bisa merasakan pola titi nada berbeda. Anak harus diajari bagaimana membuat pilihan kata-kata saat berbicara kepada orang-orang yang berlainan, kepada orang asing, kepada teman-temannya, kepada pelayan dirumah, membuat suara lebih keras atau lebih lembut harus dilakukan dengan pemahaman. Seorang anak harus diajari untuk berbicara dan bertindak sesuai dengan kondisi yang berlaku pada saat itu. Tertawa pada saatnya tertawa, serius pada saat keseriusan dibutuhkan. Dalam segala hal yang dilakukannya, ia harus mempertimbangkan dan memikirkan kondisi yang ada.
Pikiran anak lebih aktif daripada orang dewasa, untuk dua alasan. Yang pertama, pikiran anak tumbuh dengan energi yang besar, yang membuatnya aktif selama masa pertumbuhannya, karena itu anak selalu tidak tenang baik dalam pikiran maupun dalam tindakan. Seorang anak di satu ruangan dapat membuat orang merasa ada seratus anak di sana. Anak tidak pernah diam, ia senang menggunakan mental dan energi fisiknya dengan berbagai cara sepanjang waktu.
Untuk menjadi perhatian agar pendidikan untuk anak-anak harus dipertimbangkan dari lima sudut pandang yang berbeda: fisik, mental, moral, sosial, dan spiritual. Jika satu sisi berkembang dan sisi lainnya tidak, secara alami anak akan menunjukkan beberapa kekurangan dalam perkembangannya.
Dengan demikian, pemerintah sudah pasti bertanggung jawab atas pendidikan bagi masyarakat. Pendidikan ini harus disusun sedemikian rupa sehingga baik orang miskin maupun kaya memiliki kesempatan yang sama dalam sebuah pembelajaran yang terdiri dari lima spek pendidikan yang disebut di atas. Ketika pembelajaran ini selesai, anak-anak bisa mengambil profesi apapun yang mereka sukai. Jika mereka menginginkan pendidikan lebih lanjut mereka bisa mendapatkannya dengan harta mereka sendiri jika mereka mampu (atau bantuan pendidikan yang bisa didapatkan dari pemerintah). Namun pendidikan yang penting harus diberikan kepada setiap anak oleh masyarakat. Pembelajaran pendidikan bisa diringkas dan dibuat menjadi pembelajaran pendidikan umum; anak tidak hanya harus diajari untuk membaca dan menulis, tapi juga untuk memiliki sebuah gagasan serba bisa dalam hidup dan bagaimana menjalani hidup yang paling baik baginya.
Pendidikan fisik dapat diberikan, bahkan sejak bayi, dengan bantuan musik. Seseorang bayi harus diusahakan untuk menggerakkan tangan dan kakinya ke atas dan ke bawah, dan saat ia tumbuh ia harus diajari untuk melakukannya secara ritmik. Ketika anak tumbuh, saat ia dapat menari dan memainkan beberapa permainan yang berbeda, gerak badan harus diajarkan. Dengan cara seperti ini anak-anak akan diuntungkan, mereka tidak merasa bosan dan menganggap ini sebagai rekreasi.
Di samping itu, makanan yang bersih dan bergizi diperlukan oleh anak saat ia tumbuh. Ia juga harus mendapatkan waktu tidur yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Bersamaan dengan itu, harus ada waktu yang dipakai untuk beristirahat, dan harus dilakukan dengan cara tertentu sehingga anak yang cendrung untuk selalu aktif akan merasa senang melakukan istirahat.
Seorang anak bagaikan tanaman yang sedang tumbuh. Tidak hanya makanan jasmani yang ia perlukan tapi juga makanan rohani. Makanan rohani yang paling baik adalah dengan mencintai anak dan membalas cintanya. Ia juga harus diajari keseimbangan, untuk menjaga agar emosinya selalu ada dalam batas dan wilayah tertentu. Anak harus diajari menggunakan kasih sayang melalui ungkapan yang manis dalam pemikiran, ucapan, dan tindakannya. Pemberian cinta yang salah akan merusak anak sehingga ia bersifat kasar, sombong, dan acuh tak acuh. Kita tidak boleh berlebihan dalam menunjukkan cinta kita kepada anak-anak.
Anak harus belajar untuk mengenal hubungan dan kewajibannya terhadap semua yang ada disekelilingnya. Kita harus membiarkan ia tahu apa yang diharapkan ayah, ibu, saudara perempuan, dan saudara laki-lakinya dari dirinya; karena mengenal hubungan satu sama lain merupakan tanda karakter manusia yang tidak ada pada binatang. Anak harus mengetahui bahwa ia bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya, bukan hanya kepada teman-temannya, tapi juga kepada seseorang yang melihatnya dengan terus menerus; bahwa sesulit apa pun keadilan yang ditegakkan di dunia, nanti ada saat dan tempat di mana keseimbangan keadilan akan menyeimbangkan segalanya. Kematian hanyalah sebuah jembatan yang harus dilalui setiap jiwa dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Anak harus dikenalkan dan di dekatkan pada sang pencipta alam semesta dan isinya yaitu Allah swt (Tuhan Yang Maha Esa)
* Penulis adalah tode Dasan Kecamatan Jereweh, Sumbawa Barat. Direktur Eksekutif YNTP Research and Development, Propinsi Nusa Tenggara Barat
0 komentar:
Posting Komentar