Kamis, Juni 02, 2011

Air bersih mulai krisis

Air Bersih Mulai Kritis

23 Maret 2009 | dibaca 1554 kali
TARAKAN-Hari Air Sedunia (World Water Day) pada Minggu (22/3) kemarin, memang tidak diperingati secara khusus. Namun demikian, perlu diketahui bahwa kondisi air bersih khususnya di Tarakan, untuk 10 tahun ke depan sudah mulai kritis.

"Tanda-tandanya dapat dilihat dari fenomena ekstrimitas debit air (banjir, kekeringan, too little-too much and too dry) dan terjadinya rob (naiknya air ke permukaan) di kawasan pesisir yang terjadi sejak satu dekade terakhir. Bahkan sempat terjadi beberapa kali di Tarakan," beber Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Tarakan Subono Samsudi kemarin.

Jika air laut tersebut terus menerus naik ke permukaan, kata Subono, bukan tidak mungkin air tawar akan semakin sulit untuk diperoleh. Pasalnya, air tawar yang berada di daerah tangkapan air akan semakin terdesak posisinya dan tentunya akan mempersempit daerah sebarannya.

Menurut Subono, meskipun saat ini sumber daya air di Tarakan masih belum menjadi masalah yang kritis, tapi masyarakat harus mulai berpikir untuk melakukan antisipasi.

Dari 11 titik pemantauan kualitas air yang dilakukan BPLH, sumber daya air di Tarakan memang sudah menghadapi ancaman dari meningkatnya beban pencemaran. Di antaranya di Muara Sungai Pamusian dan di Muara Sungai Sesanip.

Rendahnya kualitas air ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya faktor alami. Namun penyebab lainnya, adalah karena aktifitas manusia melalui industri rumah tangga dan industri besar, yang rata-rata tidak mengolah air limbah yang dihasilkan.

"Persentasenya didominasi industri rumah tangga dan industri kecil. Bayangkan saja, air limbah dari dapur warga langsung mengalir ke sungai. Termasuk air bekas cucian mobil, semua bercampur jadi satu. Akibatnya kualitas air sungai jadi jelek dan tercemar," ujar Subono.

Penyebab lain, akibat rendahnya kualitas daerah tangkapan air (cathment area), juga fenomena dampak perubahan iklim (climate change), berupa kondisi iklim yang ekstrim (lebih basah pada musim hujan dan lebih panas atau lebih kering pada musim kemarau,Red.) dan naiknya muka air laut yang dapat mengintrusi sumber air tanah dan air sungai.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk lebih peduli akan sumber daya air di pulau ini. Bila tidak, dalam jangka panjang krisis air akan mengancam pulau ini.

Parahnya lagi, beberapa parameter atau kandungan bahan, sudah melampaui atau tidak memenuhi baku mutu kualitas air sungai untuk air baku minum. Dijelaskan Subono, secara umum kandungan Oksigen terlarut (DO- dissolved Oxygen), besi (Fe) terutama sesaat setelah hujan dan keasaman (pH) tidak memenuhi baku mutu. Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan Mangan (Mn) untuk Sungai Pamusian, Sesanip, Bengawan dan Belalung juga tidak memenuhi baku mutu.

"Potensi pencemaran dan perusakan ini terus meningkat karena daerah tangkapan sumber-sumber air di Tarakan umumnya berdampingan atau tumpang tindih dengan kegiatan budidaya. Sebagai contoh di kawasan Wanawisata Persemaian, yang merupakan catchment area Sungai Persemaian. Begitu juga hutan lindung di sekitar Embung Binalatung, di Kecamatan Tarakan Tengah. Sementara di Sungai Karang Anyar, sekitar 200 rumah melanggar GSS (garis sempadan sungai)," tuturnya.

Hari Air Sedunia (World Day for Water) adalah penyadaran ke masyarakat akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Hari Air Sedunia ini dicetuskan pada Sidang Umum PBB ke-47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil. Tahun ini mengambil tema “Air Bersama, Peluang Bersama” (Shared water, shared opportunities).

Dalam rangka penyelematan sumberdaya air di Tarakan, Subono mengaku pihaknya telah membentuk TIM GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Sumberdaya Air) yang terdiri dari perwakilan berbagai pemangku kepentingan. Tim ini diharapkan dalam waktu dekat sudah melakukan aksi berupa sosialisasi dan aksi nyata khususnya di daerah aliran sungai Karang Anyar. 

(Sumber: Radar)

0 komentar:

Posting Komentar