Kamis, Juni 02, 2011

Contoh Laporan Praktikum

Laporan Praktikum Protein
A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Protein memegang peranan penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Dalam kehidupan kita, protein memegang peranan yang penting pula. Suatu protein  berfungsi sebagai biokatalis, pengganti sel-sel yang rusak atau tua, sebagai zat pembangun dan lain-lain.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan biasa disebut dengan protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung,  buah-buahan, dan lain-lain.
Salah satu sumber protein yang di akan diuji dalam laboratorium adalah albumin atau putih telur. Telur merupakan bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kadar protein yang cukup tinggi. Selain itu putih telur memiliki fungsi yang cukup penting diketahui oleh masyarakat yaitu sebagai antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat.
A.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
A.2.1. Maksud Percobaan.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami reaksi terhadap asam amino, reaksi uji protein, dan reaksi spesifik asam amino dan protein dengan menggunakan beberapa pereaksi.
A.2.2. Tujuan Percobaan.
a. Melakukan reaksi uji asam amino pada sampel albumin telur    ayam kampung, dengan tes millon dan tes ninhydrin.
b. Melakukan reaksi uji protein pada sampel albumin telur ayam kampung, dengan pengendapan dengan logam dan pengendapan dengan alkohol.
c. Melakukan reaksi uji spesifik asam amino dan protein pada   sampel albumin telur ayam  kampung, dengan reaksi Adamkiewitz-Hopkins dan reaksi pengendapan yaitu termokoagulasi dan pengendapan dengan asam kuat dan asam lemah.
A.3. Prinsip Percobaan.
A.3.1 Reaksi Uji Asam Amino
1. Penentuan uji asam amino berdasarkan pereaksi millon digunakan pada sampel protein (puth telur) yang menghasilkan perubahan warna yakni warna akan hilang pada pemanasan.
2. Penentuan uji asam amino berdasarkan pereaksi ninhydrin digunakan pada sampel protein (putih telur) yang menghasilkan perubahan warna yang kompleks.
A.3.2 Reaksi Uji Protein
1. Penentuan uji protein berdasarkan pereaksi HgCl2 0,1 M dan (CH3COO)2Pb 0,2 M digunakan pada sampel protein ( putih telur) yang menghasilkan larutan yang larut dan terjadi denaturasi protein.
3. Penentuan uji protein berdasarkan pengendapan dengan alkohol menggunakan sampel protein (putih telur) yang ditambahkan pereaksi HCl 0,1 M; NaOH 0,1 M dan etanol 95 % yang menghasilkan denaturasi protein.
A.3.3 Reaksi-reaksi Spesifik Asam Amino dan Protein
1. Penentuan reaksi spesifik asam amino dan protein berdasarkan termokoagulasi dengan menggunakan sampel protein (putih telur) yang ditambahkan dengan pereaksi NaOH 0,1 M dan menghasilkan warna tetap terjadi koagulasi dan setelah ditambahkan dengan asam asetat 0,1 M tetap terjadi koagulasi atau gumpalan putih.
2. Penentuan reaksi spesifik asam amino dan protein berdasarkan pengendapan dengan asam kuat menggunakan sampel protein (putih telur) yang ditambahkan dengan pereaksi NaOH 0,1 N hingga terbentuknya cincin bulat.
3. Penentuan reaksi spesifik asam amino dan protein berdasarkan penambahan larutan glioksilik dan asam sulfat pekat hingga terbentuk cincin putih violet.
B. TINJAUAN PUSTAKA
B.1. Teori Umum
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang tidak larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu jenis protein yan tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi (Anna P, 1994).
Meskipun tidak ada sistem klasifikasi yang biasa diterima secara universal, protein dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutan, bentuk, fungsi biologi serta struktur tiga dimensinya. Setelah system dengan pemakaian terbatas pada ilmu biokimia klinik membedakan “albumin”, “globulin”, “histon”, dan lain-lain. Berdasarkan kelarutannya dalam larutan garam akueso. Protein dapat pula diklasiikasikan berdasarkan bentuk keseluruhannya. Jadi, protein globular (missal, banyak enzim) mempunyai rantai polipeptida yang berpilin serta terlipat secara padat rasionya tidak lebih dari 3-4. Protein pibrosa memiliki rasio aksial lebih besar dari 10 (Robert K, ).
Fungsi dari protein dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berikut ini, yaitu (Jan Koolman-Klaus,) :
1. Membentuk dan empertahankan struktur.
Protein struktur bertanggung jawab terhadap stabilitas mekanik dari organ dan jaringan.
2. Transport.
Protein transport yang terkenal adalah hemoglobin dari eritrosit yang sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida antara paru-paru dan jaringan. Di dalam plasma darah juga ditemukan sejumlah protein dengan fungsi transport. Albumin serum mengangkut asam lemak bebas dan bilirubin. Kanal ion dan protein membrane integral lainnya mengatur transport dari ion-ion dan metabolit melalui membran biologik.
3. Perlindungan dan pertahanan.
Sistem imun melindungi organisme dari penyebab penyakit dan substansi yang asing bagi tubuh. Contohnya ialah imunoglobulin G sebagai komponen yang penting.
4. Pengendali dan pengatur.
Pada rantai sinyal biokimiawi protein-protein bekerja sebagai pembawa sinyal maupun sebagai reseptor hormon. Sebagi contoh adalah kompleks antara hormon insulin dan reseptor insulin. Protein yang berikatan dengan DNA mempunyai peranan yang menentukan pada regulasi metabolisme zat-zat antara diferensiasi suatu jaringan dan organ.
5. Katalisator.
Enzim merupakan kelompok yang sangat besar dengan protein yang beribu-ribu. Enzim yan kecil mempunyai berat molekul sekitar 10-15 kDa, yang sedang sekitar 100 kDa, dan yang terdiri dari 12 subunit mencapai ukuran   lebih dari 500 kDa.
6. Pergerakan.
Aktin dan myosin bersama-sama bertanggung jawab pada kontraksi otot dan peristiwa gerak lainnya.
7. Penyimpanan.
Pada benih-benih tumbuh-tumbuhan dijumpai protein cadangan khusus yang juga penting untuk kebutuhan makanan manusia.
Sangat luar biasa pula bahwa semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Lalu apakah yang memberikan aktifitas enzimnya, protein lain aktivitas hormon, dan lain lagi aktivitas antibody? Bagaimana kimiawi protein-protein ini berbeda? Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hamper tidak terbatas, untuk membuat berbagai porotein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas pula (Albert L, 1982).
Berdasarkan fungsinya, protein dapat digolongkan dalam bentuk enzim (ribonuklease, tripsin), protein transport (hemoglobin, albumin serum, mioglobin, lipoprotein), protein nutrient dan penyimpanan (gliadin = gandum, ovalbumin = telur, kasein = susu, feritin), protein kontraktil (aktin, myosin, tubulin, dynein), protein structural (keratin, fibroin, kolagen, elastin, proteoglikan), protein pelindung (antibody, fibrinogen, trombin, toksin botuluni, toksin difteri, bias ular, risin), protein pengatur (insulin, hormone tumbuh, kortikotropin, repressor). Atas dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, protein dibagi : albumin, globulin, dan glutelin. Protein dapat juga dikelompokkan berdasarkan atas jenis utama konformasinya. Berdasarkan penggolongan ini terdapat 2 kelas utama protein, yaitu protein fibrosa (serat) dan protein globular. Protein serat mempunyai konformasi yang terikat saling secara lateral oleh beberapa jenis ikatan. Protein konformasi ini  sering dimanfaatkan sebagai elemen struktural jaringan  karena mempunyai sifat fisik yang kuat dan tidak larut dalam air. Contoh protein serat adalah kolagen, alfa-keratin, dan sutera. Protein globular merupakan protein biologis aktif yang umum dalam sistem kehidupan. Protein ini berbentuk bulat, kompak dan larut dalam air. Protein globular biasanya memiliki struktur tersier dan kuartener, contohnya enzim dan antibody ( Abdul H, 2001).
Dilihat dari aspek kepentingannya di dalam tubuh, asam amino alfa diklasifikasikan ke dalam  ( Panjita H, 2006) :
1.    Asam amino alfa essensial, yaitu asam amino alfa yang sangat diperlukan keberadaanya dalam tubuh tetapi tubuh tidak dapat memsintesis asam amino alfa tersebut.
2.    Asam amino alfa semi-essensial, yaitu asam amino alfa walau disentesis dalam tubuh namun jumlahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut.
3.    Asam amino alfa yang non-essensial, yaitu asam amino alfa yang diperlukan oleh tubuh serta disentesis dalam tubuh dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut.
Pengadaan dan penyediaan asam amino menjadi sangat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk asam amino tidak sama. Misalnya tanaman tingkat tinggi mampu membentuk asam amino yang diperlukan bagi penyusun protein tubuhnya. Sebaliknya hewan tingkat tinggi kemampuannya terbatas. Golongan jasad hidup ini tidak dapat mensintesa asam amino essensial. Asam amino tersebut harus disediakan dari luar (Soeharsono M, 2000).
B.2. Uraian Bahan.
1.    (CH3COO)2Pb (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi             : Plumbi Acetas
Nama Lain                : Timbal Asetat
RM / BM                    : (CH3COO)2Pb / 379,33
Pemerian                  : Hablur prisma monoklini, kecil putih, transparan
atau massa hablur berat; bau cuka.
Kelarutan                  : Larut dalam 2 bagian air, umumnya ber-
opalesensi; dalam 63 bagian etanol (95 %) P dan dalam 2 bagian gliserol P.
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat                      : Adstringen
Kegunaan                 : Sebagai pereaksi
2.    CuSO4 0,01 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi             : Cuprum  Sulfas
Nama Lain                : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM                   : CuSO4.5H20 / 249,6
Pemerian                  : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari sedikit
warna biru.
Kelarutan                  : Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                : Sebagai pereaksi
3.     Etanol  (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi           : Aethanolum
Nama lain               : Etanol
RM / BM                 : C6H6O / 46
Pemerian                : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap,
rasa panas dan bau khas.
Kelarutan                : Mudah larut dalam air dan eter.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat dan terindung dari
cahaya.
Kegunaan               : Sebagai pereaksi.
4.    HCL 0,1 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Acidum Hydrochloridum.
Nama Lain             : Asam Klorida
RM / BM                : Cairan, tidak bewarna, berasap, bau merangsang,
jika diencerkan dengan 2 bagian air,   asap    dan
bau hilang.
Kelarutan                : Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat..
Kegunaan              : Sebagai pereaksi
5.    HgCl2 0,2 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi         : Hydrargyri Bichloridum
Nama Lain            : Raksa (II) Klorida
RM / BM               : HgCl2 / 271,52
Pemerian             : Hablur  tidak  berwarna  atau  serbuk  hablur  putih;
tidak berbau, berat.
Kelarutan             : Larut  dalam 15 bagian air, dalam 2,1 bagian air
Air mendidih,dalam 3 bagian etanol (95%)p,dalam 2 bagian etanol (95%) p,mendidih,dalam 20 bagian eter  p dan dalam 15 bagian gliserol p
Penyimpanan      : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan            : sebagai pereaksi
6.    Ninhydrin ( Dirjen POM, 1979)
Nama resmi          : Ninhydrin
Nama latin            : Ninhidrina
RM/BM                  : C9H4O3
Pemerian               : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat
Kelarutan               : Larut pada suhu 60º dalam 20 bagian air.
Kegunaan              : Sebagai pereaksi
7.    NaOH (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Natrii Hydroxydum
Nama Lain             : Natrium Hidroksida
RM / BM                 : NaOH / 40,00
Pemerian                : Bentuk   batang,  butiran,   massa  hablur    atau
keping, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan
hablur,  putih;  mudah  meleleh   basah.  Sangat
alkalis dan korosif, segera menyerap CO2.
Kelarutan             : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P.
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
8.    (NH4)2SO4 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Ammoni Sulfat
Nama Lain             : Amonium Sulfat
RM / BM                 : (NH4)2SO4 / 152,13
Pemerian                : Hablur tidak berwarna dan putih.
Kelarutan             : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol 95 % P.
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
9.    NH3 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Ammonia
Nama Lain             : Amonia
RM / BM                 : NH3/ 35,5
Pemerian               : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat.
Kelarutan                 : Mudah larut dalam air .
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
10.  Natrium Nitroprussida (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Natrium Nitroprussida Ferrat III
Nama Lain             : Natrium Nitroprussida
Pemerian                : Hablur warna merah delima
Kelarutan          : Mudah larut dalam air
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
11. Asam Trikloroasetat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Acidum Tricloroasetat
Nama Lain             : Asam Trikloroasetat
RM / BM                 : CClCOOH/163,39
Pemerian               : Hablur atau massa hablur
Kelarutan                : Sangat mudah larut dalam air .
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
12. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi          : Acidum Nitricum
Nama Lain             : Asam Nitrat
RM / BM                 : HNO3/63,01
Pemerian               : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa
asam tajam
Kelarutan                : Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol.
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan             : Sebagai pereaksi
B.3. Uraian Sampel
Albumin telur  ( Dirjen POM,1995 )
Nama resmi                 : Albumin humani selutio
Nama lain                    : Larutan albumin
Pemerian                     : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna
hingga berwarna kekuningan tergantung
kadar protein.
Kelarutan                    : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3
bagian gliseral, sangat sukar larut dalam
air, setara 95 % P.
Penyimpanan             : Simpan pada suhu 2o – 25o terlindung dari
cahaya
Kegunaan                   : Sebagai sampel
B.4. Prosedur Kerja.
REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO
A.       Tes Millon
3 ml larutan protein ditambah 5 tetes reagen millon. Panaskan campuran dengan baik, jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada pemanasan.
B.    Tes Ninhydrin
3 ml larutan protein ditambah 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1 %, panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan asam amino.
C.    Cysteina.
Beberapa kristal cysteina hydroklorida dilarutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 0,5 ml natrium nitroprussida 1%. Tambahkan 0,5 ml NH3.
D.    Cystine.
Sedikit cystine dilarutkan dalam 5 ml NaOH 1 M. tambahkan beberapa kristal Pb-asetat dan panaskan hingga mendidih.
REAKSI UJI PROTEIN
A.    Tes Biuret
3 ml larutan protein ditambahkan 1 ml NaOH 2,5 M, campurkan dengan baik. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Campurkan, jika timbul warna, tambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan asam amino.
B. Pengendapan dengan logam
Tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam 3 ml larutan protein. Ulangi dengan menggunakan ( CH3COO)2Pb.
C.     Salting Out.
10 ml larutan protein ditambahkan (NH4)2SO4 sampai jenuh. Caranya sebagai berikut :
1. Pertama-tama tambahkan jumlah sedikit dari garam tersebut, aduk, hingga melarut.
2.Tambahkan lagi sedikit amonium sulfat dan aduk lagi, kontinyu, hingga sedikit garam tertinggal tidak larut.
Larutan jenuh disaring/disentrifuge dan kelarutan endapan dites dalam air. Tes endapan dengan reagen Millon dan filtrat dengan Biuret dan Millon.
D.    Pengendapan dengan alkohol
Tabung
I
II
Larutan albumin telur
5 ml
5 ml
HCl 0,1 M
1 ml
-
NaOH 0,1 M
-
1 ml
Etanol 95 %
6 ml
6 ml
Tabung- tabung mana yang menunjukkan protein tidak larut.
REAKSI- REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN
A.   Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
Ke dalam sebuah tabung reaksi, ditambahkan 2 ml larutan protein pada 2 ml larutan glioksilik (Reagen Hopkins). Aduk, kemudian dengan pipet dimasukkan ke dalam tabung tanpa mencampurkan 4 ml asam sulfat pekat. Amati yang terjadi.
B.   Reaksi Sakaguci.
Ke dalam 5 ml larutan arginine, masukkan 1 ml larutan KOH 10%, 2 ml larutan a – naftol 0,1 ml laruta urea 5%. Aduk baik-baik, kemudian tambahkan 2 ml larutan Natrium hipobroid (NaOBr) 5%.
Amati apa yang terjadi :
C. Reaksi Pengendapan
1.    Termokoagulasi
Basakan 5 ml larutan Ovalbumin dengan satu tetes NaOH 0,1 N. panaskan sampai mendidih.
Asamkan larutan panas ini dengan asam asetat 0,1 M. Amati apa yang terjadi.
2.    Pengendapan dengan asam kuat
2.1. Asam Nitrat
Dalam tabung reaksi yang mengandung 2 ml larutan ovalbumin, ditambahkan dengan menggunakan pipet, tanpa mencampur, 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung.
2.2. Asam Organik.
Dengan cara yang sama dengan 2.1 ditambahkan larutan asam trikloroasetat 10%. Amati.
C. METODE KERJA
C.1 Alat dan Bahan.
C.1.1 Alat Yang Digunakan.
1.  Cawan porselin
2.  Gegep kayu
3.  Gelas kimia 250 ml
4.  Gelas ukur 25 ml
5.  Kompor
6.  Pipet skala
7.  Pipet tetes
8.  Rak tabung
9.  Tabung reaksi.
C.1.2 Bahan Yang Digunakan.
1.     Albumin telur ayam ras
2.    Albumin telur ayam kampung
3.    Albumin telur bebek
4.    Albumin telur puyuh
5.    Amonium
6.    Amonium Sulfat
7.    Asam Asetat
8.    Asam klorida 0,1 M
9.    Asam Nitrat P
10. Asam trikloroaseta 10%
11. Asam sulfat P
12. Etanol 95% P
13. Glioksilik
14. Natrium Hidroksida
15. Natrium Nitropussida
16. Pereaksi Ninhydrin
17. Timbal asetat
18. Raksa (II) Klorida.
C.2 Cara Kerja
A. Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
Tes Ninhydrin
1        Dilarutkan 3 ml albumin telur ayam kampung ke dalam tabung reaksi.
2        Ditambahkan 0,5 ml larutan ninhydron 0,1 %.
3        Dipanaskan campuran hingga mendidih.
4        Diamati perubahan yang terjadi.
5        Diulangi percobaan di atas pada telur ayam ras, telur bebek, telur puyuh.
B.   Reaksi Uji Protein
1. Pengenndapan Dengan Logam.
1  Dilarutkan 3 ml albumin telur ayam kampung ke dalam tabung
reaksi.
2  Ditambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M.
3  Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan Plumbi
Acetas.
4  Diamati perubahan yang terjadi.
5  Diulangi percobaan di atas pada telur ayam ras, telur bebek,
telur puyuh
2. Pengendapan Dengan Alkohol.
a.  Tabung I
1  Dilarutkan 5 ml larutan albumin telur ayam ras ke dalam
tabung reaksi.
2  Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 M.
3  Ditambahkan  lagi 6 ml Etanol 95 %.
4  Diamati perubahan yang terjadi.
b.  Tabung II
1  Dilarutkan 5 ml larutan albumin telur ayam kampung ke
dalam tabung reaksi.
2  Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M.
3  Ditambahkan  lagi 6 ml Etanol 95 %.
4  Diamati perubahan warna yang terjadi
5  Diulangi percobaan diatas dengan m,enggunakan telur
ayam ras, bebek, dan telur puyuh.
3. Salting Out.
1. Dimasukkan 10 ml larutan protein dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan Amonium Sulfat sedikit demi sedikit sampaijenuh.
3. Disentrifuge larutan tersebut
4. Diamati perubahan yang terjadi
C.  Reaksi-Reaksi Spesifik Asam Amino dan Protein.
1. Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
1. Dimasukkan 2 ml larutan protein dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan dengan 2 ml larutan glioksilik lalu diaduk
3. Ditambahkan lagi dengan 4 ml Asam sulfat P pada dasar
tabung reaksi.
4.  Diaduk dan diamati terbentuknya cincin putih violet.
2. Reaksi Pengendapan.
A. Termokoagulasi
1.    Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.    Ditambahkan 5 ml albumin ayam kampung dengan 1 tetes NaOH 0,1M
3.    Dipanaskan larutan tersebut hingga mendidih
4.    Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
5.    Diasamkan Larutan yang telah panas ( Mendidih ) tersebut dengan asam asetat 0,1 M.
6.    Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
7.    Dilakukan hal yang sama seperti diatas untuk sampel albumin ayam ras, albumin puyuh, dan albumin telur bebek
B.Pengendapan dengan asam Nitrat
1.    Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.    Ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung dengan menggunakan pipet kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 ml albumin ayam kampung
3.    Diamati cicin flokulasinya dan dicatat
4.    Dilakukan hal yang sama seperti diatas untuk sampel albumin ayam ras, albumin puyuh, dan albumin telur bebek
D. HASIL PENGAMATAN
D.1 Data Pengamatan.
1.    Tes Ninhydrin
Larutan protein dan larutan asam amino
Warna
Dengan ninhydrin
Setelah pemanasan
Telur ayam kampung
Putih
ungu
Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
Larutan protein dan larutan asam amino
Penambahan
Larutan Glioksilik
H2SO4 P
Telur ayam  kampung
Kuning
Cincin putih 

4. Pengendapan Dengan Alkohol
Larutan contoh
Tabung
I (HCl + Etanol)
II (NaOH + Etanol)
Telur ayam kampung
Endapan putih 

Koagulasi
5. Termokoagulasi
Larutan contoh
NaOH 
0,1 M
Pemanasan
Telur ayam kampung
Bening kekuningan 

Gumpalan putih 

6. Pengendapan Dengan Asam Kuat
Larutan contoh
Asam nitrat
Telur ayam kampung
Terbentuk 2 lapisan 
(atas warna putih, bawah warna bening)

D.2. Reaksi.
Tes ninhydrin
O

































































































































































































































































































































C

OH

C

C

OH

H2N  –  CH  –  C –   CH  –  COOH + 2

n

R1

R2

O

O

O

C

C

O

+ nR – C – H + nCO2 ­ + 3 H2O

N

C

C

C

C

O

O
Pengendapan dengan logam
1)    Pengendapan dengan Pb Asetat


O

R1
2H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOH + (CH3COO)2
















n

R2

O

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH  – C – C – O






















n

R2

Pb + 2CH3COOH

O

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH  – C – C – O
2)    Pengendapan dengan alcohol


O

R1
2H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOH + (NH4)2SO4
R2



n

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOH + (NH4)2SO4


n

R2

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOC2H5 + H2O
R2

n
1.    Reaksi-reaksi spesifik asam amino dan protein
a.  Termokoagulasi


O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOH + NaOH
R2



n

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COONa + H2O


n

R2

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COO + CH3COONa + H2O
n

R2
b.  Reaksi asam nitrat


O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – COOH + HNO3


n

R2

O

R1
H2N  –  CH – C –  NH – CH – C + NO3 + H2O
R2

n
E. PEMBAHASAN
Protein adalah salah satu makrobiomolekuler yang berfungsi sebagai pembentuk struktural sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam- asam amino yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida. Asam amino merupakan satuan penyusun protein. Berdasarkan rumus bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang  satu  atom  hidrogennya  digantikan oleh gugus amino (- NH2).
Pada percobaan ini dilakukan tes ninhydrin untuk mengidentifikasikan asam amino. Pada saat penambahan larutan protein direaksikan dengan larutan ninhydrin menghasilkan warna gumpalan kuning dan setelah beberapa detik berubah menjadi warna ungu, setelah pemanasan tetap terbentuk gumpalan ungu . Hal ini disebabkan karena terbentuknya gugus amino dengan gugus NH2 primer.
Pada percobaan pengendapan dengan logam, albumin yang direaksikan dengan (CH3COOH)2Pb dan HgCI2 menghasilkan endapan putih. Hal ini terjadi karena untuk mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH di bawah titik isoelektrik. Pengendapan dengan logam berat, larutan albumin akan membentuk endapan karena adanya gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Jadi dalam hal ini Hg dan Pb bereaksi dengan protein akan memberikan endapan karena logam tersebut diikat oleh albumin sehingga logam tersebut mengendap.
Pada pengendapan dengan alkohol diperoleh hasil bahwa untuk tabung I setelah ditambahkan HCI menghasilkan warna bening dan setelah ditambahkan dengan etanol 95% maka akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas terbentuk gumpalan putih sedangkan lapisan bawah berwarna bening kekuning-kuningan. Begitu juga dengan pada saat penambahan dengan NaOH dan etanol 95 %.  Hal ini menandakan bahwa larutan protein telah berkurang, dikarenakan adanya penambahan etanol.
Pada reaksi termokoagulasi albumin ayam kampong berwarna bening kekuningan, dan setelah dipanaskan akan terbentuk gumpalan dan ada juga yang mengendap Hal ini disebabkan karena protein tersebut dapat rusak oleh adanya proses pemanasan.
Pada pengendapan dengan asam kuat akan terbentuk cincin bulat. Hal ini disebabkan karena pada saat penambahan yang direaksikan dengan larutan protein menyababkan suatu denaturasi irrervisibial protein.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengendapan protein yaitu :
1. Denaturasi yang merupakan konfirmasi alamiah menjadi suatu konfirmasi yang tidak menentukan dan terjadi secara reversible.
2. Viskositas adalah tahanan yang ditimbulkan oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat mengalir.
Aplikasi protein dalam bidang farmasi yaitu :
1.    Sebagai struktur pembangun, membentuk sel-sel baru atau mengganti sel-sel yang mati/rusak.
2.    Protein berfungsi sebagai alat pengangkut seperti hemoglobin yang dapat mengikat dan mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan.
3.    Antibodi dan hormon juga terdiri dari protein dan salah satu fungsi biologisnya yang paling penting adalah enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi yang ada dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. “Penuntun Praktikum Biokimia”, Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI.
Dirjen POM, 1995. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI.
Hamid, Abdul, 2001. “Biokimia Metabolisme Biomolekul”. Penerbit Alfabeta : Jakarta.
Hardjasasmita, Pantjita. 2006. “Ikhtisar Biokimia Dasar”. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Koolman Jan dan Klaus, 2001. “Atlas Berwarna dan Teks Biokimia”. Penerbit EGC: Jakarta.
Lehninger, Albert L, 1982. “Dasar-Dasar Biokimia Jilid I”, Penerbit Erlangga : Jakarta.
Martoharsono, Soeharsono. 2000.” Biokimia Jilid II”. Penerbit Gadjah Mada University Press : Jakarta.
Muray, Robert K, dkk, 2003.” Biokimia Harper Edisi 2”. Penerbit EGC: Jakarta.
Poedjadi, Anna. 1994.”Dasar-Dasar Biokimia”. Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Sumber  : Ayukonye.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar