Kamis, Juni 02, 2011

Laporan Praktikum Biokimia

Laporan Praktikum Biokimia                      
 Hari               : Selasa
Tanggal           : 15 September 2009
Waktu             : 11.00-12.40
PJP                : Dimas Andrianto
Asisten             : Dedi Suseno Wiwaswan N





PROTEIN I



Kelompok 2
                                    Nama                                       NIM
                                    Ady Suryo Negoro                 J3L208121
Natalia Debora P                     J3L108022
Selly Ariesya                           J3L108069























PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PENDAHULUAN
            Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang
multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ,
sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat
ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab, HM : 2004)
            Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam
sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme.
Protein merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Protein
mempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan yang
penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
kelangsungan proses di dalam tubuh, dan memberi tenaga jika keperluannya tidak
dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ada yang reaktif karena asam amino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, -OH, NH2, dan –COOH. Contoh protein aktif adalah enzim, hormon, antibodi, dan protein transport. (Fessenden : 1986)
Reaksi protein aktif bersifat selektif dan spesifik, gugus sampingnya yang selektif dan susunan khas makromolekulnya. Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiriterdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Pada uji Xantoprotein reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. Pada uji Hopkins-Cole, larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pada uji Millon, reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Pada uji belerang, Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. (P, Anna : 2006)

TUJUAN
Praktikum bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan protein yaitu uji hopkins-cole, xantoproteat, belerang dan biuret.

ALAT DAN BAHAN
            Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penangas air, tabung reaksi, pipet tetes, dan pipet mohr.
            Bahan – bahan yang digunakan adalah albumin 2% dan 0,02%, gelatin 2% dan 0,02%, kasein 2% dan 0,02%, pepton 2% dan 0,02%, fenol 2% dan 0,02%, peraksi ninhidrin, asam sulfat pekat, Pb-asetat 5%, HNO3 pekat, CuSO4 0,1%, NaOH 10% dan pekat, dan akuades.

PROSEDUR PERCOBAAN
            Dalam uji Ninhidrin 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1% ditambahkan ke dalam 2 mL larutan protein dan dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Kemudian diperhatikan perubahan warna larutan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap larutan albumin 0,02%, gelatin 0,02%, kasein 0,02%, dan pepton 0,02%.
            Dalam  uji Belerang 5 mL NaOH 10% ditambahkan ke dalam 2 mL larutan protein dan dididihkan beberapa menit. Kemudian larutan ditambahkan 2 tetes larutan Pb-asetat 5% dan dilanjutkan pemanasan beberapa menit lalu diamati perubahan warna yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap larutan albumin 0,02%, gelatin 0,02%, kasein 0,02%, dan pepton 0,02%.
            Dalam uji Xantoproteat 1 mL HNO3 pekat ditambahkan ke dalam 2 mL larutan protein dan dipanaskan hati – hati. Lalu diperhatikan timbulnya warna kuning tua kemudian tabung didinginkan dan ditambahkan setetes demi setetes larutan NaOH pekat sampai larutan menjadi basa dan diamati perubahan warna yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap larutan albumin 2%, kasein 2%, gelatin 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.
            Dalam  uji Biuret 1 mL NaOH 10% ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein dan dikocok. Kemudian larutan ditambah 1 tetes larutan CuSO4 0,1% dan dikocok. Jika tidak timbul warna maka larutan ditambah 1 atau 2 tetes CuSO4.

HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 Hasil Uji Ninhidrin
            Sampel                        0,02%              Warna                          2%       Warna
            Albumin          (+)                   Ungu                           (+)       Biru    
            Kasein             (-)                    Keruh                          (+)       Biru Ungu
            Gelatin                        (+)                   Biru Tua                      (+)       Biru Tua
            Pepton             (+)                   Biru Ungu                   (+)       Biru Ungu
            Fenol               (-)                    Tidak berwarna           (-)        Tidak berwarna
Keterangan      : (+)     =  sampel mengandung asam amino bebas
                          (-)      =  sampel tidak mengandung asam amino bebas       
Ninhidrin



                                          


                                              1            2            3             4                5          
                                                 

Gambar 1 Uji Ninhidrin (1) Gelatin (2) Albumin (3) Pepton (4) Kasein (5) Fenol.



Tabel 2 Hasil Uji Belerang     
            Sampel                        0,02%    Warna                        2%       Warna
            Albumin          (+)         sedikit hitam             (+)       Coklat kehitaman
            Kasein             (-)          Tidak Berwarna        (-)        Tidak Berwarna
            Gelatin                        (-)          Tidak Berwarna        (-)        Tidak Berwarna
            Pepton             (-)          Tidak Berwarna        (+)       Endapan sedikit
            Fenol               (-)          Tidak berwarna         (-)        Tidak berwarna
Keterangan      : (+)     = terdapat sistein dalam sampel
                          (-)      = tidak terdapat sistein dalam sampel

Belerang





                                                 1      2      3      4       5
Gambar 2 Uji Belerang (1) Kasein (2) Albumin (3) Gelatin (4) Pepton (5) Fenol.

Tabel 3 Hasil Uji Xantoproteat
            Sampel                        0,02%              Warna              2%       Warna
            Albumin          (+)            Kuning Orange      (+)       Kuning
            Kasein             (+)            Kuning Orange      (+)       Kuning
            Gelatin                        (-)             Tidak Berwarna     (-)        Tidak Berwarna
            Pepton             (+)            Kuning Orange      (+)       Kuning
            Fenol               (+)            Kuning Orange      (+)       Kuning Orange
Keterangan      : (+)     = Sampel mengandung inti benzena
                          (-)      = Sampel tidak mengandung inti benzena     


Xant0pr0teat




                                              1       2        3        4        5

Gambar 3 Uji Xantoproteat (1) Kasein (2) Gelatin (3) Albumin (4) Pepton (5) Fenol.

Tabel 4 Hasil Uji Biuret
            Sampel                        0,02%              Warna              2%       Warna
            Albumin          (+)                   Ungu               (+)       Ungu
            Kasein             (+)                   Ungu               (+)       Ungu                           Gelatin                        (+)                   Ungu               (+)       Ungu
            Pepton             (+)                   Ungu               (+)       Ungu
            Fenol               (-)                    Biru Muda       (-)        Tidak Berwarna
Keterangan      : (+)     =  Dalam sampel terdapat ikatan peptida
                          (-)      = Dalam sampel tidak terdapat ikatan peptida

Biuret




                                             

                                      1            2              3             4             5

Gambar 4 Uji Biuret (1) Albumin (2) Kasein (3) Gelatin (4) Pepton (5) Fenol.

PEMBAHASAN
Percobaan uji protein secara kualitatif dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein. Percobaan uji protein dengan menggunakan pereaksi ninhidrin termasuk kedalam salah satu uji yang umum sifatnya karena semua protein yang sedikitnya mengandung satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas (asam α-amino) bereaksi dengan ninhidrin ( triketohidrindenahidrat )menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid beratom C kurang satu dari jumlah semula.
Reaksi : RCH (NH) COOH → R CHO + NH3 +CO2
Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru ungu. ( khusus untuk prolin dan hidroksiprolin berwarna kuning ), pada sampel albumin 0,02 % dan 2% memberikan hasil uji yang positif selain itu pada gelatin dan pepton juga memberikan hasil positif karen terbentuk warna biru keunguan. Akan tetapi, pada sampel kasein dengan konsentrasi 2% memberikan hasil uji positif. Pada uji ini, hanya kasein 0,02% yang menunjukkan uji negatif terhadap ninhidrin. Hal ini disebabkan karena pada kasein tidak mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan amino yang terbuka. Selain kasein 0,02% yang memberikan hasil uji negative pada sampel fenol juga uji ninhidrin negative. Protein yang mengandng sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk persenyawaan berwarna. Uji ini bersifat umum untuk semua asam amino, dan menjadi dasar penentuan kuantitatif asam amino.
Pada uji belerang pereaksi ini apabila dalam larutan basa, yang berasal dari sistein akan bereaksi dengan Pb-asetat membentuk garam PbS yang berwarna hitam. Oleh sebab itu, pada uji protein dengan pereaksi belerang akan memberikan hasil uji positif jika larutan sampel yang diuji berubah warna menjadi warna hitam. Pada percobaan sampel albumin 0,02 % dan 2% memberikan hasil uji yang positif karena memberikan warna hitam untuk albumin 0,02% dan warna coklat kehitaman pada albumin 2%.Pada sampel gelatin kasein 0,02%, pepton 0,02% dan fenol memberikan hasil uji yang negarif Karena setelah sampel dipanaskan tidak memberikan perubahan warna.
Pada uji xantropoteat larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein yang akan diuji. Setelah tercampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. Warna yang terbentuk dalam uji ini disebabkan oleh nitrasi inti benzene oleh asam nitrat pekat. Reksi ini memberikan turunan nitro benzene berwarna kuning tua.pada percobaan karena ditambahkan dengan larutan yang bersifat basa yaitu NaOH 10 % warna larutan berubah menjadi warna orange. Uji ini menjadi khas untuk asam-asam amino yang mengandung inti benzene. Pada percobaan sampel yang memberikan hasil uji yang positif pada uji xantropoteat adalah albumin, kasein pepton dan fenol. Sedangkan sampel yang memberikan hasil uji yang negative hanya pada sampel gelatin Karena memberikan hasil uji dengan warna larutan tidak berwarna.Hal ini disebabkan karena pada gelatin tidak mengandung tirosin.
Pada uji protein dengan menggunakan pereaksi biuret ditandai dengan perubahan warna larutan ungu violet dalam larutan basa. Senyawa biuret dihasilkan dengan cara memanaskan urea di atas penagas air. Reaksi uji biuret ini memberikan hasil yang positif akibat pembentukan senya kompleks Cu 2+ gugus CO dan NH dari suatu rantai peptide dalam suasana basa.Dipeptida dari asam-asam amino histidin, serin, dan treonin tidak memberikan reaksi untuk uji biuret. Pada percoban larutan sampel yang memberikan hasil uji positif  adalah albumin, kasein, gelatin, dan pepton kecuali pada larutan sampel fenol. Fenol tidak bereaksi atau memberikan hasil uji yang negatif pada uji biuret karena fenol tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.
           
KESIMPULAN
 Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa pada uji ninhidrin reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru ungu pada sampel albumin, gelatin dan pepton serta kasein. Uji ini menunjukkan hasil negatif pada sampel fenol. Pada uji belerang memberikan hasil positif pada albumin dan hasil negatif pada gelatin, kasein, pepton dan fenol. Pada uji xantropoteat memberikan hasil uji yang positif pada albumin, kasein pepton dan fenol. Sedangkan sampel yang memberikan hasil uji yang negatif hanya pada sampel gelatin. Pada uji biuret memberikan hasil yang positif pada albumin, kasein, gelatin, dan pepton kecuali pada larutan sampel fenol.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing.
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.

0 komentar:

Posting Komentar